Profil Desa Pengaringan
Ketahui informasi secara rinci Desa Pengaringan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Pengaringan, Kecamatan Pejagoan, Kebumen. Menyelami denyut kehidupan agraris di tepian Sungai Luk Ulo, potensi pertanian, demografi, serta tantangan dan peluang pembangunan di wilayah perbukitan yang subur.
-
Geografi Khas Tepian Sungai
Kehidupan dan ekonomi desa sangat dipengaruhi oleh lokasinya yang strategis di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Luk Ulo, sungai terbesar di Kebumen.
-
Pilar Ekonomi Pertanian
Merupakan wilayah agraris yang produktif, dengan pertanian padi di lahan basah dan tanaman palawija di lahan kering perbukitan sebagai penopang utama perekonomian warga.
-
Tantangan Mitigasi Bencana
Posisinya di antara sungai besar dan kawasan perbukitan membuat desa ini memiliki tantangan inheren terkait mitigasi bencana alam, khususnya banjir dan tanah longsor.
Desa Pengaringan, sebuah wilayah administrasi di Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen, menyajikan potret kehidupan pedesaan yang otentik di mana alam memegang peranan sentral. Terletak di hamparan subur yang dialiri oleh Sungai Luk Ulo dan dihiasi kontur perbukitan landai, desa ini memiliki karakter yang kuat sebagai lumbung agraris. Kehidupan masyarakatnya berjalan selaras dengan ritme alam, menjadikan Desa Pengaringan sebagai contoh nyata dari sebuah komunitas yang menggantungkan hidup, harapan dan masa depannya pada kesuburan tanah dan kemurahan air.
Posisi Geografis dan Tatanan Wilayah Administratif
Secara geografis, Desa Pengaringan menempati lokasi yang unik di Kecamatan Pejagoan. Wilayahnya membentang di sisi timur dari aliran Sungai Luk Ulo, yang merupakan sungai terbesar dan terpenting di Kabupaten Kebumen. Keberadaan sungai ini memberikan pengaruh yang sangat signifikan, baik sebagai sumber pengairan utama untuk pertanian maupun sebagai faktor risiko bencana saat musim penghujan. Sebagian wilayah lainnya terdiri dari dataran rendah yang berlanjut ke area perbukitan landai, menciptakan topografi yang beragam.Berdasarkan tatanan administrasi, Desa Pengaringan memiliki batas-batas yang jelas. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Kebulusan. Di sebelah timur, desa ini berdampingan dengan Desa Kewayuhan. Sementara itu, batas selatan bersebelahan dengan Desa Logede, dan di sebelah barat, aliran Sungai Luk Ulo menjadi batas alam yang memisahkannya dengan desa di seberang sungai di wilayah kecamatan lain.Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen dalam publikasi Kecamatan Pejagoan Dalam Angka, luas wilayah Desa Pengaringan tercatat sekitar 2,01 kilometer persegi (km2) atau setara dengan 201 hektare. Penggunaan lahan di desa ini didominasi oleh sawah irigasi, tegalan atau lahan kering di area perbukitan, serta permukiman penduduk yang umumnya terkonsentrasi di area yang lebih aman dari luapan sungai.
Demografi dan Karakteristik Masyarakat Tani
Populasi Desa Pengaringan mencerminkan karakteristik sebuah komunitas pedesaan yang solid. Data kependudukan terakhir menunjukkan jumlah penduduk desa ini mencapai 3.208 jiwa. Komposisi penduduk tersebut terdiri dari 1.624 jiwa laki-laki dan 1.584 jiwa perempuan. Dengan luas wilayah 2,01 km2, tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 1.596 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan pola pemukiman yang tidak sepadat desa-desa di lingkar perkotaan.Mayoritas mutlak penduduk Desa Pengaringan berprofesi sebagai petani, baik petani pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani. Keterikatan pada tanah dan siklus pertanian telah membentuk karakter masyarakat yang pekerja keras, sabar, dan memiliki ikatan sosial yang kuat. Selain pertanian, sebagian kecil penduduk juga bekerja di sektor lain seperti peternakan skala rumah tangga, menjadi penambang pasir tradisional di sepanjang aliran sungai, atau merantau ke kota-kota besar untuk bekerja di sektor informal.
Tulang Punggung Ekonomi: Pertanian dan Sumber Daya Alam
Aktivitas ekonomi di Desa Pengaringan bertumpu sepenuhnya pada sektor agraris dan pemanfaatan sumber daya alam. Lahan sawah yang terhampar di dekat aliran sungai menjadi aset utama, di mana para petani menanam padi sebagai komoditas unggulan. Berkat dukungan irigasi yang bersumber dari Sungai Luk Ulo, sebagian besar lahan sawah dapat ditanami dua hingga tiga kali dalam setahun, menjadikan desa ini salah satu penyangga pangan penting di Kecamatan Pejagoan.Di samping padi, area perbukitan dan lahan kering (tegalan) dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tanaman palawija, seperti jagung, singkong, dan kacang-kacangan. Beberapa warga juga mulai mengembangkan tanaman hortikultura seperti sayur-mayur dan buah-buahan untuk diversifikasi pendapatan. Sungai Luk Ulo tidak hanya memberikan berkah air untuk irigasi, tetapi juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi sebagian warga melalui kegiatan penambangan pasir dan batu secara tradisional, meskipun aktivitas ini memerlukan pengelolaan yang bijak agar tidak merusak lingkungan sungai.
Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Desa
Pemerintah Desa Pengaringan, yang terdiri dari Kepala Desa dan jajaran perangkatnya bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD), menjalankan roda pemerintahan dengan fokus utama pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan sektor pertanian dan pembangunan infrastruktur pedesaan. Program-program pembangunan yang menjadi prioritas antara lain ialah pemeliharaan dan optimalisasi jaringan irigasi untuk memastikan distribusi air ke sawah berjalan lancar.Pembangunan infrastruktur jalan, terutama jalan usaha tani dan jalan penghubung antar dusun, juga terus diupayakan untuk memudahkan aksesibilitas dan menekan biaya transportasi hasil panen. Selain itu, pemerintah desa juga berperan aktif dalam program mitigasi bencana, seperti memberikan sosialisasi kewaspadaan dini terhadap banjir dan longsor, serta berkoordinasi dengan badan penanggulangan bencana daerah untuk penanganan saat terjadi bencana.
Sarana dan Prasarana Penunjang Kehidupan Desa
Untuk mendukung kehidupan warganya, Desa Pengaringan telah dilengkapi dengan sejumlah sarana dan prasarana dasar. Jaringan listrik telah menjangkau seluruh dusun, dan akses air bersih diperoleh warga dari sumur-sumur pribadi maupun program penyediaan air bersih pedesaan. Di bidang pendidikan, terdapat lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) Negeri yang menjadi sarana mengenyam pendidikan dasar bagi anak-anak di desa.Di sektor kesehatan, layanan primer diberikan melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di beberapa titik dan sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Kehadiran fasilitas ini sangat penting untuk program kesehatan ibu dan anak, imunisasi, serta penyuluhan kesehatan dasar. Untuk kegiatan keagamaan dan sosial, masjid dan musala berdiri di setiap dusun dan berfungsi sebagai pusat interaksi masyarakat.
Kehidupan Sosial dan Budaya yang Selaras dengan Alam
Kehidupan sosial masyarakat Desa Pengaringan sangat kental dengan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan. Tradisi saling membantu dalam kegiatan pertanian, seperti saat masa tanam dan panen, masih lestari hingga kini. Lembaga-lembaga sosial seperti kelompok tani, kelompok pengajian, dan karang taruna menjadi wadah bagi warga untuk bersilaturahmi, berdiskusi, dan merencanakan kegiatan bersama.Sungai Luk Ulo bukan hanya entitas ekonomi, tetapi juga bagian dari ruang sosial dan budaya masyarakat. Sungai menjadi tempat beraktivitas, dan pada saat yang sama, kearifan lokal dalam membaca tanda-tanda alam terkait potensi banjir dari sungai diwariskan secara turun-temurun. Hubungan yang erat dengan alam inilah yang membentuk budaya masyarakat yang tangguh dan adaptif.
Penutup: Meniti Masa Depan di Antara Potensi dan Tantangan Alam
Desa Pengaringan adalah representasi dari desa agraris yang hidup dalam harmoni sekaligus tantangan dengan lingkungan alamnya. Potensi besar di sektor pertanian menjadi modal utama untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan. Namun tantangan kebencanaan yang selalu ada menuntut adanya kewaspadaan dan upaya mitigasi yang berkelanjutan. Masa depan Desa Pengaringan akan ditentukan oleh kemampuannya dalam mengelola sumber daya alam secara bijak, meningkatkan produktivitas pertanian melalui inovasi, serta membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapi dinamika alam, demi mewujudkan sebuah desa yang maju, mandiri, dan lestari.
